Medan

Beberapa waktu lalu, saya mendengar kabar dari ibu saya bahwa kakak saya yang pertama akan pindah tugas ke Medan pada bulan Juni atau Juli nanti. Mendengar kabar tersebut saya terkejut.

Baru bulan Januari lalu, kakak saya ditempatkan di daerah perkebunan yang jaraknya sekitar 90 km dari rumah kami. Ya masih satu provinsi dan cukup terjangkau sekitar 2-3 jam perjalanan. Rasanya begitu cepat berpisah dan jauh lagi setelah sebelumnya 3-4 tahun ditempatkan di Papua. Namanya tugas dan perintah dari perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit, mau atau tidak mau harus dijalankan ya?

Panggilan Pertama Tes Kerja

Rabu siang kemarin (19/5), adalah untuk pertama kalinya saya mendapat panggilan mengikuti psikotest pekerjaan. Jika lulus psikotest ini, nantinya akan dipanggil untuk tahap terakhir (wawancara,red). Jika lulus kemudian akan dikontrak selama 3-5 bulan sebagai sales officer di sebuah Bank Mndr cabang setempat.

Dalam proses mengerjakan psikotest, tiga tes pertama saya tidak begitu menguasai. Agaknya tes ini benar-benar ingin menguji tingkat kecepatan dan ketepatan berhitung. Terus terang saya tidak cepat dalam berhitung. Bukan berarti saya tidak menyukai matematika atau ilmu berhitung, tapi sejak dulu tidak pernah melatih berhitung. Makanya ketika SMA, saya tidak masuk jurusan IPA dan selanjutnya melanjutkan kuliah yang menyangkut ilmu-ilmu sosial. Praktis hampir tidak ada ilmu berhitung di sini, meskipun hanya satu mata kuliah saja (Statistika,red).

Telat Paham Berbisnis

Saya menyadari bahwa sebetulnya telat belajar bisnis. Setidaknya bisnis (dalam hal ini entrepreneurship, red) minimal sejak usia sekolah sudah dipelajari. Seiring dengan hampir perguruan tinggi negeri di Indonesia baru-baru ini mulai menggagas program/kurikulum entrepreneurship bagi para mahasiswanya. Terlambatkah?

Yang namanya belajar sebetulnya tidak ada istilah terlambat. Tapi, kalau saya menilai belajar bisnis (baru tahap membaca kisah sukses para entrepreneur dari berbagai bidang, red) pada saat menjelang lulus kuliah. Artinya saya baru kenal kulitnya saja. Belum merasakan/praktek langsung sebagai seorang entrepreneur. Belum merasakan jatuh-bangun dalam mengelola sebuah bisnis.

Genset

Sebuah genset berkemampuan maksimal 750 watt telah dibeli ayah saya, Selasa kemarin (11/5) di toko mesin di seputaran Sudirman. Genset dengan harga Rp 900 ribu ini nantinya akan dipersiapkan untuk peternakan ayam di kebon, karena di sana belum ada aliran listrik PLN. Tampaknya ayah sudah menyiapkan satu demi satu alat menunjang peternakan ayam. Ya, salah satunya genset ini aset penting dan harus siap digunakan.

Rencana meneruskan peternakan ayam ini, ayah saya bertanya soal keseriusan saya yang sejak awal mendukung peternakan ayam dilanjutkan. Saya menjawab insya Allah siap. Beberapa buku tentang peternakan ayam milik ayah telah saya baca dan menganalisisnya. Artinya, selain nanti menghadapi praktek mengelola peternakan ayam, perlu dipelajari ilmu-ilmunya juga. Rasanya belum cukup puas setelah membaca buku-buku yang ada. Ingin menambah referensi buku-buku terbitan terbaru atau satu tahun terakhir ini. Tapi sayangnya untuk saat ini saya tidak punya cukup uang untuk beli buku. Hihi.

Dibelikan Baju

Kakak sulung saya baik. Ia membelikan saya sebuah celana panjang dan baju. Sabtu malam kemarin (1/5), ia mengajak saya ke sebuah pusat perbelanjaan. Selain kami berdua, istrinya dan kakak kedua saya juga ikut menemani.

Hal wajar seorang kakak sulung memberikan hadiah buat adik-adiknya. Entah itu sebuah baju, uang atau lainnya. Apalagi ia sudah cukup lama bekerja di sebuah perusahaan kelapa sawit terkemuka di negeri ini. Jadi soal gaji, menurut saya sudah lebih dari cukup selain telah memenuhi kebutuhan utama keluarganya. Syukurlah ia sering mengeluarkan sebagian rejeki dari gajinya untuk anak yatim.

Kalau melihat tiga kakak saya, mungkin kakak sulung yang boleh dibilang lebih sejahtera dalam hal penghasilan yang diterima dari bekerja di perusahaannya. Karena sudah hampir lima tahun lebih bekerja di sana, selain itu pengalaman dan disiplin kerjanya yang dinilai bagus oleh perusahaannya. Maka tentu saja akan menunjang kariernya semakin cepat naik.