Sifat Anak adalah Sifat Orangtua

Sifat dan perilaku anak adalah sifat dan perilaku orangtua. Ini pendapat saya. Mengapa sifat dan perilaku anak bisa sama/hampir sama seperti orangtuanya?

Satu hal yang saya amati dan perhatikan anak saya yang sekarang berusia 1 tahun 7 bulan, sudah cukup banyak sifat dan perilaku yang ditunjukkannya. Misalnya, dalam hal meminta sesuatu yang harus dipenuhinya. Contohnya, ia minta saya menghidupkan laptop, sambil menunjuk ke arah di mana laptop berada. Ia tahu tempat laptop yang sering dilihat sambil saya pangku di paha saya.

2014

Alhamdulillah telah melewati tahun 2013. Pergantian tahun 2013 ke tahun 2014 beberapa waktu lalu menjadi hal yang biasa bagi saya. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada yang istimewa dan dinantikan detik-detik pergantian tahun.

Sementara di luar, suara ledakan petasan memekakkan kesunyian malam pergantian tahun. Ya setiap malam pergantian tahun selalu bikin berisik orang yang hendak istirahat. Lebih kasihan para bayi dan anak kecil yang sakit juga butuh tidur nyenyak untuk istirahat.

Kondangan di Gedung Sako

Minggu (17-11) jelang siang ini, saya, ummi dan mbak naurah pergi kondangan ke Gedung Serba Guna Kecamatan Sako. Ketika tiba di sini, suasana masih belum ramai tamu yang hadir. Tadi berangkat dari rumah sekitar jam 10an. Mungkin para tamu masih dalam perjalanan atau berangkat mendekati tengah hari.

Di atas panggung belum tampak pengantinnya. Padahal sekarang sudah hampir jam 11 siang. Biasanya pengantin sudah naik ke panggung dan duduk di pelaminan.

Baru saja ada informasi dari panitia, pengantin baru saja tiba dan akan memasuki gedung. Sudah siap-siap para tamu berdiri menyambut pengantin, ternyata pengantin belum siap. Jadi para tamu bersabar menunggu.

Tak lama menunggu, pengantin memasuki gedung dengan diantar kedua keluarga besarnya. Acara tampaknya sudah akan dimulai. Selamat menempuh hidup baru buat kedua pengantin. Semoga jadi keluarga sakinah, mawadah wa rahmah.

Sehari Semalam di Lahat

Ketika mendengar kabar ada saudara yang meninggal di Jarai, Kabupaten Lahat (12 Km dari Pagaralam), malam itu ibu menelpon dan mengabari ke beberapa saudara. Baik yang di dalam kota, maupun luar kota.

Bagaimana Kaum Muda Bergaul dengan Orangtua?

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial. Makhluk yang dianugerahi akal pikiran. Inilah yang membedakan dengan makhluk lainnya.

Dalam perjalan kehidupan manusia dari sejak lahir, mulai dari bayi, balita, remaja, dewasa, dan tua. Dari usianya pun satu dengan yang lainnya berbeda. Karena Tuhan telah menentukan takdir masing-masing, kapan menemui ajalnya. Bisa ketika baru lahir. Bisa juga meninggal karena kecelakaan.

Di dalam kehidupan sosial yang beragam latar belakang pendidikan,jenis kelamin, suku, agama, dan usia, tentu sangan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas pergaulan. Misalnya, saya yang sudah berkeluarga dan masih tergolong usia kaum muda, tentunya bisa berbeda cara bergaul dengan anak-anak usia sekolah. Usia sekolah juga bisa dibagi: SD, SMP, dan SMA. Anggaplah tiga jenjang pendidikan tersebut. Dari tiga jenjang pendidikan itu saja sudah berbeda-beda cara pergaulannya. Demikian pula antara kaum muda dengan orangtua maupun kaum tetua (baca: kakek-nenek).

Pengamatan saya, memang pergaulan antarmanusia yang nyaman dan bisa saling menerima itu adalah usia yang tidak berbeda jauh. Artinya, mereka sama-sama kaum muda. Mereka sama-sama sekolah di jenjang pendidikan SMP. Alangkah susahnya, misalnya anak seusia SMA harus bergaul dengan kaum tetua. Tentu sangat susah dan bisa tidak ‘nyambung’.

Oleh karena itu, dalam pergaulan memang terkesan memilih-milih. Tapi faktanya demikian. Orangtua bergaul sama orangtua. Biar lebih ‘nyambung’ kalau ngobrol. Anak SMP yang berjiwa menantang tentu lebih memilih teman sebayanya (SMP,red) daripada memilih bergaul dengan anak SD yang masih polos. Anda setuju?